loading...Sejarah nuzulul Quran dibagi dalam dua periode, sebelum hijrah dan setelah hijrah. Foto/Ilustrasi Istock Sejarah nuzulul Quran atau turunnya Al-Qur'an terbagi dalam 2 periode yang menurut para ulama 'Ulum Al-Qur'an, periode itu pertama periode sebelum hijrah; dan kedua periode sesudah hijrah. Prof Dr M Qurash Shihab dalam bukunya berjudul "Membumikan Al-Qur'an" mengatakan pembagian demikian untuk lebih menjelaskan tujuan-tujuan pokok Al-Qur' yang turun pada periode pertama dinamai ayat-ayat Makkiyyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode kedua dinamai ayat-ayat saja, Quraish Shihab membagi sejarah turunnya Al-Qur'an dalam tiga periode. Meski pada hakikatnya periode pertama dan kedua dalam pembagian tersebut adalah kumpulan dari ayat-ayat Makkiyah, dan periode ketiga adalah ayat-ayat Madaniyyah. Baca Juga Periode PertamaPada awal turunnya wahyu pertama iqra', Muhammad SAW belum dilantik menjadi Rasul. Dengan wahyu pertama itu, beliau baru merupakan seorang nabi yang tidak ditugaskan untuk menyampaikan apa yang diterima. Baru setelah turun wahyu kedua beliau ditugaskan untuk menyampaikan wahyu-wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman Allah "Wahai yang berselimut, bangkit dan berilah peringatan" QS 74 1-2.Kemudian, setelah itu, kandungan wahyu Ilahi berkisar dalam tiga hal. Pertama, pendidikan bagi Rasulullah SAW, dalam membentuk kepribadiannya. Perhatikan firman-Nya "Wahai orang yang berselimut, bangunlah dan sampaikanlah. Dan Tuhanmu agungkanlah. Bersihkanlah pakaianmu. Tinggalkanlah kotoran syirik. Janganlah memberikan sesuatu dengan mengharap menerima lebih banyak darinya, dan sabarlah engkau melaksanakan perintah-perintah Tuhanmu" QS 74 1-7.Dalam wahyu ketiga terdapat pula bimbingan untuknya "Wahai orang yang berselimut, bangkitlah, sholatlah di malam hari kecuali sedikit darinya, yaitu separuh malam, kuranq sedikit dari itu atau lebih, dan bacalah Al-Quran dengan tartil QS 73 1-4.Perintah ini disebabkan karena Sesungguhnya kami akan menurunkan kepadamu wahyu yang sangat berat QS 73 5.Menurut Quraish ada lagi ayat-ayat lain, umpamanya Berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat. Rendahkanlah dirimu, janganlah bersifat sombong kepada orang-orang yang beriman yang mengikutimu. Apabila mereka keluargamu enggan mengikutimu, katakanlah aku berlepas dari apa yang kalian kerjakan QS 26 214-216.Demikian ayat-ayat yang merupakan bimbingan bagi beliau demi suksesnya dakwah. Baca Juga Kedua, pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai sifat dan af'al Allah, misalnya surah Al-A'la surah ketujuh yang diturunkan atau surah Al-Ikhlash, yang menurut hadis Rasulullah "sebanding dengan sepertiga Al-Qur'an", karena yang mengetahuinya dengan sebenarnya akan mengetahui pula persoalan-persoalan tauhid dan tanzih penyucian Allah keterangan mengenai dasar-dasar akhlak Islamiah, serta bantahan-bantahan secara umum mengenai pandangan hidup masyarakat jahiliah ketika itu. Ini dapat dibaca, misalnya, dalam surah Al-Takatsur, satu surah yang mengecam mereka yang menumpuk-numpuk harta; dan surah Al-Ma'un yang menerangkan kewajiban terhadap fakir miskin dan anak yatim serta pandangan agama mengenai hidup Quraish, periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulkan bermacam-macam reaksi di kalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksi-reaksi tersebut nyata dalam tiga hal pokok pertama, segolongan kecil dari mereka menerima dengan baik ajaran-ajaran Al-Qur'an. Kedua, sebagian besar dari masyarakat tersebut menolak ajaran Al-Qur'an, karena kebodohan mereka QS 21 24, keteguhan mereka mempertahankan adat istiadat dan tradisi nenek moyang QS 43 22, dan atau ketiga, karena adanya maksud-maksud tertentu dari satu golongan seperti yang digambarkan oleh Abu Sufyan "Kalau sekiranya Bani Hasyim memperoleh kemuliaan nubuwwah, kemuliaan apa lagi yang tinggal untuk kami." Baca Juga Periode KeduaPeriode kedua dari sejarah turunnya Al-Qur'an berlangsung selama 8-9 tahun, dimana terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam dan jahiliyah. Gerakan oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara dan sistem untuk menghalangi kemajuan dakwah Islamiah.
Hakikatdan sejarah penulisan AlQuran sendiri sesungguhnya penuh dengan berbagai nuansa yang delicate (rumit), dan tidak sunyi dari perdebatan, pertentangan, intrik (tipu daya), dan rekayasa.". Jadi, di berbagai penerbitan mereka, kalangan liberal dan sejenisnya memang sangat aktif dalam menyerang al-Quran, secara terang-terangan.Mengapa Al-Quran Dibagi Menjadi 30 Juz? Al-Quran merupakan kitab suci seluruh umat Islam. Al-Quran dapat didefinisikan sebagai kalam Allah SWT, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir, serta membacanya termasuk ibadah. Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari atau 23 tahun, 13 tahun ketika Nabi Muhammad SAW berada di Mekkah dan 10 tahun ketika di Madinah. Al-Quran memiliki 114 surat dan 30 dari segi masa turunnya ayat Al-Quran terbagi menjadi 2 kategori yakni ayat Makkiyah dan ayat Madaniyyah. Ayat yang diturunkan di Mekkah atau sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, dinamakan dengan ayat Makiyyah. Sedangkan ayat yang diturunkan di Madinah disebut dengan ayat ayat Makiyyah pendek-pendek dan mengandung pengajaran budi pekerti, sedangkan ayat Madaniyyah panjang-panjang dan berhubungan dengan peraturan atau hukum-hukum. Ayat yang pertama kali diwahyukan kepada Rasulullah SAW adalah 5 ayat dari surat menerima wahyu untuk pertama kalinya ketika beliau sedang berada di gua hira. Dahulu kala, tatkala Rasulullah SAW menerima wahyu dilakukan secara berangsur-angsur ayat-per ayat dan tidak berurutan seperti yang kita ketahui selama ini dalam mushaf Al-Quran. Ayat-ayat tersebut selanjutnya hanya dihafal dan diajarkan kepada para sahabat tanpa disertai upaya untuk pembukuan Al-Quran untuk pertama kalinya dimulai sejak zaman kepemimpinan Khalifah Umar Bin Khattab. Hal ini tidak terlepas dari kondisi pada masa itu, dimana para Hafidz penghafal Al-Quran banyak yang terbunuh dalam peperangan yamamah, perang melawan orang-orang murtad setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Melihat kejadian tersebut, Umar bin Khattab merasa hawatir dan mengusulkan agar dibukukannya Al-Quran atas pertimbangan untuk menjaganya. Pembukuan tersebut pun dilakukan dan hasil finalnya berupa mushaf pada masa para sahabat setelah wafatnya Rasulullah, tidak dikenal dengan pembagian Al-Quran beerdasarkan Juz, hal ini disebabkan Rasulullah SAW maupun malaikat Jibril tidak pernah memerintahkan untuk dilakukannya pembagian Al-Quran. Sehingga para sahabat kala itu hanya membagi Al-Quran menjadi tujuh Al-Quran menjadi tujuh bagian terjadi dikarenakan para sahabat terbiasa mengkhatamkan Al-Quran dalam waktu satu minggu tujuh hari. Setiap bagian nantinya akan dibaca dalam satu hari dan dilanjutkan di hari berikutnya. Apabila dirinci tiap bagian adalah sebagai berikutBagian pertama, berisi 3 surat Al-Baqarah, Al-Imran, An-Nisaa’Bagian kedua, berisi 5 surat Al-Maidah sampai dengan At-TaubahBagian ketiga, berisi 7 surat Yunus sampai dengan An-NahlBagian keempat, berisi 9 surat Al-Israa’ sampai dengan Al-FurqanBagian kelima, berisi surat Surat Asy-Syu’ara hingga akhir Surat Keenam, berisi 11 Surat Ash-Shafaat sampai dengan Al-Hujurat danBagian ketujuh, atau dapat disebut dengan Al-Mufashshal yang berarti terperinci. Maksudnya surat-surat yang ayatnya pendek-pendek yang dimulai dari surat Qaaf sampai dengan di atas juga biasa disebut sebagai Famy bi tersebut hanya dilakukan sekedar untuk hafalan dan amalan tiap hari atau di dalam sembahyang, serta tidak ditulis di dalam mushaf Al-Quran menjadi 30 juz baru dilakukan pada tahun 110 H yang dipelopori oleh al-Hajjaj. Pada masa al-Hajjaj bin Jusuf Ats Tsaqafi diadakan penulisan di mushaf Al-Quran sekaligus ditambahkan dengan istilah-istilah Al-Quran berdasarkan juz berpatokan pada jumlah huruf yang ada. Pembagian tersebut dilakukan oleh para cendekiawan Iraq atas perintah yang diberikan langsung oleh al-Hajjaj. Hal tersebut didasari dari gagasan untuk mengkhatamkan Al-Quran dalam waktu satu hitung-hitungannya, pada hari pertama membaca juz pertama, hari kedua membaca juz kedua, hari ketiga membaca juz ketiga, begitupun seterusnya hingga hari ke 30. Pada masa-masa selanjutnya, muncullah istilah hizb dan maqra. Sama dengan tujuan juz, dua hal ini juga ditujukan agar kita bisa istiqamah mengkhatamkan Al-Quran. ANWallahu a’lam.Alquranadalah sumber terpenting pemikiran kaum Muslimin. Sumber lain dalam pemikiran Islam adalah hadis dan sunnah; artinya ajaran-ajaran yang diperoleh dari sumber-sumber Islam lainnya, apabila bertentangan dalam Alquran, maka tidak ada nilainya sama sekali. Berdasarkan riwayat-riwayat dari Rasulullah saw dan para Imam Syiah, hadis-hadis harus disandingkan dengan Alquran. ilustrasi pinterest Dalam mushaf Al Qur’an, surat pertama adalah Al Fatihah dan terakhir adalah An Nas. Mengapa urutan mushaf tidak sesuai dengan urutan turunnya wahyu? Seperti diketahui, surat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah adalah Al Alaq. Namun surat pertama di mushaf adalah Al Fatihah. Surat Al Baqarah dan Ali Imran yang merupakan surat kedua dan ketiga di musfah, justru merupakan surat yang baru turun setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Mengapa urutan mushaf tidak sama dengan urutan turunnya wahyu? Pertanyaan ini tidak hanya ditanyakan oleh muslim yang ingin mencari kebenaran, namun juga ditanyakan misionaris yang ingin membingungkan orang-orang awam. Jawaban Ilmiah Urutan Mushaf Al Quran turun melalui dua tahap. Pertama, Al Quran diturunkan secara lengkap dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul Izzah di langit dunia. Kedua, dari Baitul Izzah, Al Quran diturunkan kepada Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam secara bertahap dalam waktu 22 tahun lebih. Sebagian ulama menyebutkan angka cantik 22 tahun, 2 bulan, 22 hari. Turunnya Al Quran secara bertahap ini memiliki banyak hikmah. Di antaranya, relevan dengan peristiwa dan pentahapan hukum serta mudah dihafal dan diamalkan. Nah, begitu ayat Al Quran turun kepada Rasulullah, beliau memerintahkan sahabat khususnya sekretaris wahyu untuk meletakkan ayat tersebut sesudah ayat tertentu dan sebelum ayat tertentu. Sebagaimana ditunjukkan Malaikat Jibril kepada beliau. Demikian seterusnya sehingga ketika lengkap 114 surat turun kepada beliau, urutannya persis sebagaimana urutan Al Quran yang ada di Lauhul Mahfudz. Baca juga Surat Al Ikhlas Terjemah Per Kata Jadi, urutan ayat-ayat Al Quran di mushaf bersifat tauqifi, atas petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang sesuai dengan Al Quran di lauhul mahfudz. Dalam riwayat Imam Ahmad dijelaskan bahwa ketika Rasulullah mendapatkan wahyu, Malaikat Jibril menunjukkan letak ayat tersebut setelah ayat yang mana, maka beliau pun menunjukkan hal itu kepada sahabat sehingga didapatkan urutan ayat Al Quran yang tepat. Urutan atau tertib ayat tersebut juga ditegaskan dengan ijma’ para ulama’. Imam As Suyuthi mengatakan “Ijma’ dan nash-nash yang serupa menegaskan, tertib ayat-ayat itu adalah tauqifi, tanpa diragukan lagi” Az Zarkasy dalam Al Burhan dan Abu Ja’far Ibnu Az Zubair dalam Munasabah juga menegaskan “Tertib ayat-ayat di dalam surat-surat itu berdasarkan tauqifi dari Rasulullah dan atas perintah beliau, tanpa diperselisihkan kaum muslimin.” Jadi kalau kita dapati surat pertama dalam Mushaf adalah Surat Al Fatihah dan surat terakhir adalah Surat An Nas, demikianlah urutan Al Quran di lauhul mahfuzh. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/ . 212 180 338 147 465 99 264 199